Monday, September 24, 2012

Mencintai Hingga Terluka


HOSEA 3:1-5

Kita pasti pernah merasakan apa yang namanya mencintai. Dalam pikiran kita, ketika kita mencintai, kita ingin kita pun dicintai. Kita membayangkan memiliki suatu hubungan yang menyenangkan, tidak ada kesalahpahaman, tidak ada yang namanya saling menyakiti, tidak ada rasa saling curiga. Yang kita inginkan adalah kita selalu tertawa dan bercanda. Namun pada kenyataannya adalah berbeda. Seringkali apa yang kita alami tidak sama dengan apa yang kita pikirkan. Mimpi kita tidak sama dengan kenyataan. Sehingga kita memutuskan untuk tidak lagi mencintai dan mengambil suatu kesimpulan bahwa mencintai itu menyakitkan dan sebagainya.
Mengapa kita bisa mengambil kesimpulan itu? Karena kita merasakan luka saat kita mencintai. Banyak pengaruh dari statement yang kita ungkapkan. Misalnya, malas dalam melakukan segala hal, kita tidak bersemangat untuk melakukan segala tugas yang telah dipercayakan kepada kita, iman kita kepada Tuhan menjadi kendor, dan lain sebagainya. Padahal semua berasal dari pikiran dan perkataan kita sendiri. Kita kalah dengan pikiran kita. Pikiran dan emosi kita yang mengendalikan kita, bukan kita yang mengendalikan pikiran dan emosi kita. Sehingga membuat kita seringkali gagal dan menyalahkan diri kita sendiri.
Jika sudah demikian, kita bertanya apa salah saya? Apakah yang telah saya lakukan salah? Dan banyak pertanyaan lain yang muncul dalam hati kita. Mengapa? Karena kita tidak dapat menerima semuanya. Banyak peristiwa yang dapat kita pikirkan dan tidak perlu saya ungkapkan di sini.
Mencintai bukanlah hanya sekedar kita memiliki perasaan terhadap orang lain. Namun mencintai juga kita harus mau untuk merasa sakit dan terluka. Tidak ada suatu teori yang mengatakan bahwa ketika kita mencintai, kita akan selalu merasa bahagia. Ketika kita mencintai, maka kita juga harus mau untuk memaafkan, kita mau untuk mengerti dan merawat cinta yang ada dalam kehidupan kita. Ketika kita mencintai sampai terluka dan kita dapat dengan setia menjalaninya, aka cinta kita adalah cinta yang sejati.
Dalam Alkitab juga banyak diungkapkan bahwa ada sesosok Pribadi yang mencintai kita hingga terluka. Kita tentu tahu, bahwa Dialah TUHAN. TUHAN mencintai kita hingga terluka.
Mari kita baca HOSEA 3:1-5.
Mungkin kita jarang sekali, atau bahkan tidak pernah merenungkan tentang Hosea. Kita hanya sekedar membaca saja, dan asal lalu. Kisah dalam Hosea sangat menarik. Hosea adalah seorang nabi yang diutus oleh Tuhan, memperingatkan orang Israel pada saat itu. Bahkan kehidupan Hosea dijadikan sebagai suatu gambaran bahwa TUHAN mencintai menusia hingga terluka.
Jika kita membaca mulai dari pasal 1, maka kita akan mengetahui, mengapa dikatakan bahwa kehidupan Hosea merupakan suatu gambaran tentang cinta dan kasih TUHAN pada kehidupan umat manusia. Hosea yang seorang nabi, mendapatkan suatu perintah dari TUHAN untuk menikahi seorang perempuan. Jangan kita berpikir, wah enak dong, Hosea diberikan jodoh oleh Tuhan. Perempuan ini bukanlah perempuan sembarangan. Pasal 1:2, dia adalah perempuan sundal. Wah, bagaimana mungkin seorang nabi menikah dengan perempuan yang tidak baik, bahkan dikatakan perempuan sundal. Bukankah itu akan membuat nama Hosea menjadi tercemar?
Kita tidak melihat di sini bahwa Hosea memberontak. Mungkin dalam hati kecilnya, ia tidak mengerti apa yang menjadi rencana TUHAN bagi hidupnya. Mengapa ia harus menikah dengan perempuan sundal? Apakah tidak ada perempuan lain yang lebih baik dari itu? Namun demikian, Hosea tetap melaksanakan apa yang TUHAN kehendaki untuk ia lakukan. Tanpa ragu, ia menikahi perempuan itu, Gomer dan berusaha untuk mencintainya dengan setulus hati. Bahkan dar pernikahannya, ia mendapatkan tiga orang anak. Apakah kehidupan Hosea sangat bahagia?
Jika kita lihat dalam bagian yang seterusnya, istri Hosea, Gomer bukanlah perempuan yang dapat berubah dengan cepat. Walaupun ia telah ditebus dan dinikahi oleh Hosea, namun kehidupan lamanya tetap tidak dapat ia tinggalkan. Ia kembali pada kehidupan yang lama. Coba kita bayangkan bagaimana perasaan seorang suami yang istrinya kembali pada kehidupan yang lama dan tidak menjadi istri yang setia? Walaupun dia menikah bukan dengan keinginannya, namun karena keinginan TUHAN, pasti hatinya juga merasakan sakit hati yang luar biasa. Bagaimana tidak, ia telah memiliki 3 orang anak, rasa cinta dan sayang pasti ada dalam kehidupannya. Hosea mencintai Gomer hingga ia terluka. Sungguh menyakitkan. Namun sungguh luar biasa, ia masih tetap setia. TUHAN memberikan kekuatan dan perintah untuk Hosea tetap setia walaupun mengalami sakit yang luar biasa. Cinta Hosea menggambarkan suatu cinta yang sejati. Walaupun ia merasakan sakit yang luar biasa, namun ia tetap belajar bertahan dan menerima istrinya kembali. Kita melaihat dalam bagian yang telah kita baca.
Dengan suatu pengorbanan, kembali ia harus menebus istrinya, bukan dengan jumlah uang  yang kecil. Mungkin bukan saja dalam masalah uang, namun juga dengan masalah hati dan rasa malu. Namun ia tetap melakukannya, demi kehidupan rumah tangganya. Walaupun untuk sementara waktu Hosea tidak boleh bersetubuh dengan Gomer, namun pada akhirnya, dengan kasih yang tulus dari Hosea, Gomer disadarkan akan cinta yang tulus.
Gambaran apa yang ada dalam kehidupan nabi Hosea? Itu adalah gambaran TUHAN dengan orang Israel. Kita tahu bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk. Dalam waktu sebentar saja mereka sadar, namun mereka akan kembali pada kehidupan yang lama. Mereka bersungut-sungut dan mereka kembali mengikuti kehidupan bangsa yang ada di sekitar mereka. Mereka tidak mengingat apa yang telah TUHAN perbuat dalam kehidupan mereka. Mereka hanya melihat apa yang mereka senangi dan mereka ingin lakukan dalam kehidupan mereka. Pengorbanan dan penebusan yang telah TUHAN berikan untuk membebaskan mereka dari tanah Mesir, tidak mereka ingat lagi. Oleh karena itu, TUHAN menegur bangsa Israel dengan memberikan contoh dalam kehidupan nabi Hosea.
TUHAN telah mencintai bangsa Israel sampai Ia terluka. TUHAN telah memberikan kasih-Nya yang tulus untuk bangsa yang Ia kasihi. Namun Israel tidak membalas dengan memberikan kasih kepada TUHAN. Mereka justru berbalik kepada yang lain. Namun kesetiaan TUHAN tidak dapat diukur dengan apa yang dilakukan oleh bangsa Israel. Kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Tuhan memberikan hukuman kepada bangsa Israel dan tidak berhenti sampai di situ saja. TUHAN juga memberikan pemulihan kepada mereka. Itulah kasih dan keadilan TUHAN.
Kita telah melihat kasih dan keadilan TUHAN dalam kehidupan kita. Bagaimana TUHAN telah mengasihi kita, bahkan ketika kita jauh dari pada TUHAN, TUHAN tetap mencintai kita sampai Ia terluka. Dengan luka-Nya, kasih-Nya nyata dalam kehidupan kita. TUHAN memberikan teladan bagi kehidupan kita.
Mungkin kita juga mengalami luka saat mencintai. Orang yang kita cintai tidak menghargai perasaan yang kita berikan kepadanya. Yang namanya luka akan lama sembuh dan keringnya, namun jika kita biarkan begitu saja, maka akan semakin lama keringnya. TUHAN memberikan teladan bagi kita. Ia terluka ketika mencintai kita, namun TUHAN tetap berfokus pada kasih-Nya bukan pada luka-Nya. Sehingga TUHAN memulihkan kita, orang yang telah menyakiti-Nya. Bahkan dengan kasih-Nya itu, TUHAN mengajak kita untuk senantiasa hidup dekat dengan-Nya.
Satu ungkapkan yang menguatkan saya ketika saya terluka dan mungkin saya tanpa sengaja melukai orang lain. Ungkapan ini saya dengar pada saat saya mulai mbelajar mencintai seseorang, di bangku kuliah. Setelah beberapa waktu lamanya dekat dengannya, saya mencoba serius, dan rasa cinta itu bersemi. Sejak awal, saya dan juga seseorang itu memiliki satu sloganh “LOVE NEVER FAILS”, kasih itu tak pernah gagal. Namun di tengah perjalanan, ternyata orang yang saya kasihi berkata, bahwa ia harus berpikir ulang tentang hubungan yang ada. Wah, bagaimana saya tidak sakit hati. Dia yang mulai, eh dia juga yang mengakhiri. Rasanya sakit banget. Rasanya seperti apa, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Namun benar, LOVE NEVER FAILS. Kasih yang kita berikan itu tidak pernah gagal. Walaupun kita tidak memiliki hubungan yang lancar dan berhasil dengan orang yang kita cintai, namun kasih yang pernah ada tidak akan pernah gagal karena akan meninggalkan suatu kesan yang mendalam dalam hidup kita. Jangan kita berkata, saya tidak merasakannya jika kita tidak benar-benar memberikan kasih kita untuk seseorang.
Banyak contoh yang bisa kita lihat dan kita saksikan dalam kehidupan kita. Bahkan kita bisa melihat dan membaca di banyak buku kesaksian.
Mari kita belajar untuk mencintai dengan tulus, sekalipun kita harus merasa terluka. Bagikan Kasih Kristus pada semua orang yang ada di sekitar kita.

No comments:

Post a Comment